Anak-Anak Indonesia, karya Ahmadun Yosi Herfanda

 

Anak-Anak Indonesia
credit image: mediaindonesia.com

kehilangan ladang di kampung mereka anak-anak Indonesia merangkak
di lorong-lorong gelap kota
berjejal mereka di gerbong-gerbong kereta api senja
terimpit dalam bus-bus kota menggelepar dalam gubuk-gubuk
tanpa jendela
anak-anak Indonesia, akan digiring
ke manakah mereka

bagai berjuta bebek mereka bersuara
menyanyi lagu tanpa syair dan nada sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia berderet di tepi-tepi jalan raya, menggapai-gapaikan
tangan mereka ke gedung-gedung berkaca
yang selalu tertutup pintu-pintunya dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi

terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel,
dan biro-biro ekspor tenaga kerja
anak-anak Indonesia, akan dibawa ke manakah
ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
yang bisa menolong nasib mereka?

(Dikutip dari Horison, Juni 1998)

Comments